Minggu, 18 Oktober 2015

Istilah-istilah Opini Publik



Istilah-istilah Opini Publik
v  Personal Opinion

Personal opinion yaitu opini pribadi, dimana setiap personal atau individu
memiliki opini yang berbeda, satu sama lain tidak sama. Seperti salah satu karakter opini publik dari Floyd Allpord “They are behaviors of human individuals” yang artinya perilaku manusia individu-individu. Opini publik atau opini kelompok muncul dari opini individu atau personal opinion.
Contoh : RUU (Rancangan Undang-Undang) tentang Hak Paten atau Hak Kekayaan Intelektual, dimana masyarakat memiliki opini-opini tersendiri mengenai RUU tersebut.
v  Private Opinion (Opini Pribadi)

 Private opinion merupakan kelanjutan dari personal opinion. Private opinion
yang berarti opini hanya tersimpan oleh individu yang ber-opini atau hanya lingkup kecil yang mengetahuinya dan dipercaya. Opini pribadi tidak tersampaikan secara terbuka karena adanya alasan-alasan tertentu yang tersimpan pada orang yang bersangkutan.
Contoh : Mahasiswa yang ber-opini tentang keamanan di kampus UTM. Opini tersebut tidak terpulikasikan secara luas, hanya si mahasiswa dan beberapa temannya yang dipercaya yang mengetahui opininya.
v  Group Opinion (Opini Kelompok)

Opini kelompok terbagi menjadi dua yaitu majority opinion dan minority
opinion :
-)  Majority Opinion (Opini Mayoritas)
Opini yang dinyatakan bisa disimak oleh banyak kalangan atau separuh dari suatu kelompok atau suatu lingkungan. Opini mayoritas dapat terlaksana dengan cara paksaan berupa sanksi-sanksi sosial tertentu, dimana suatau kelompok sosial telah memiliki nilai atau norma-norma kelompok tertentu. Opini yang memiliki pendapat terbanyak dari mereka yang berkaitan dengan  masalah sosial, pro-kontra, dan yang memiliki kepentingan lainnya.
Contoh : Opini masyarakat yang mayoritas tidak mendukung kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), karena akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok yang lain. Sehingga masyarakat tidak dapat membeli karena harga yang tidak terjangkau.
                        -) Minority Opinion (Opini Minoritas)
Opini yang memiliki kekuatan atau pihak yang mendukung separuh dari banyaknya suatu kelompok. Opini minoritas memiliki jumlah yang relatif lebih sedikit jumlahnya.
            Contoh            : Beberapa masyarakat yang setuju dengan kenaikan harga BBM.
v  Coalition Opinion (Opini Koalisi)
Opini minoritas menggabungkan diri agar dapat mewujudkan suatu opini mayoritas. Opini yang demikian ini disebut opini koalisi, yang tumbuh karena adanya pengaruh dari luar dan memerlukan adanya perkembangan opini.  
Contoh :
v  Consesus Opinion (Opini Konsensus)
Opini konsesus memiliki kekuatan lebih jika dibandingkan dengan opini
mayoritas. Opini konsensus dibentuk dengan cara diskusi, dengan pertimbangan bersama sehingga tercapai kata mufakat.
Contoh : Biyasanya opini konsensus terjadi ketika kenaikan atau penurunan harga bahan-bahan pokok.
v  General Opinion (Opini Umum)
Opini umum bersumber dari opini pribadi, yang kemudian berubah menjadi
opini kelompok dan menjadi opini publik. Opini umum muncul sejak dulu hingga sekarang dan diterima sebagaimana adanya kesadaran dan kritik dari generasi lama ke generasi baru.
Contoh : Masyarakat Madura yang dinilai kasar, sehingga muncul opini dari masyarakat luar madura yang ber-opini orang madura itu kasar.

Referensi :
Googleweblight.com/?lite_url=http://pengertian-isp.blogspot.com/2015/04/pengertian-opini-dan-jenis-jenisnya.html. 06 Oktober 2015 Diakses pada tanggal
Googleweblight.com/?lite_url=http://aloek.blogspot.com/2012/04/opini-publik.html. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2015.

12 KARAKTER OPINI PUBLIK (Floyd Allpord)

12 KARAKTER OPINI PUBLIK
(Floyd Allpord)
1.      PERILAKU MANUSIA  INDIVIDU-INDIVIDU
Opini muncul melalui latar belakang budaya, berita yang berkembang, atau
pengalaman dari setiap pribadi atau individu-individu. Dari berkembangnya berita atau isu maka opini dapat terbentuk, yang kemudian setiap individu-individu meresponnya dengan berpendapatmengeluarkan opininya. Pendapat dari setiap pribadi sangat diperlukan dalam terbentuknya opini publik, yang kemudian topik atau wacana yang diperbincangkan dapat terealisasikan. Setiap individu memiliki kepentingan tersendiri dalam kaitannya mengeluarkan opini.
            Masyarakat membentuk pengalaman pribadi tiap individu. Kemudian pengalaman pribadi menentukan sikap dan opini individu ketika menghadapi persoalan tertentu. Kumpulan individu membentuk sikap dan opini publik.
Contoh            :
Seperti dalam pemilihan presiden atau pemilihan umum lainnya, tiap-tiap
individu memiliki hak untuk memilih dan berpendapat. Seorang calon pemimpin tentu memimiliki progam-program atau rencana yang kemudian hal itu diperbincangkan oleh khalayak luas, dan setiap invidu memiliki opini atau pendapat tersendiri dengan pilihannya.
2.      MENYATAKAN SECARA VERBAL
Opini disampaikan secara langsung dengan perkataan, tulisan, tindakan,
percakapan secara langsung. Dalam menyampaikan opini kita bebas mengeluarkan ide, pikiran, pendapat dengan bebas namun dapat dipertanggung jawabkan.
            Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun secara pasif. Opini dapat dinyatakan secara verbal, terbuka dengan kata-kata yang dapat ditafsirkan secara jelas, ataupun melalui pilihan-pilihan kata yang sangat halus dan tidak secara langsung dapat diartikan. Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, pakaian yang dikenakan, dan oleh tanda-tanda lain.
Contoh            : Opini yang termuat dalam media cetak yaitu berupa tulisan-tulisan dari pembaca yang terdapat di kolom-kolom opini. Dalam media elktronik seperti televisi, radio ada beberapa program yang di khususkan untuk publik menyalurkan opininya. Contoh lain lagi seperti kampanye, dengan sepanduk-sepanduk atau atribut yang digunakan para pendukung.
3.      MEREKA TAMPIL (UNTUK MENGEKSPRESIKAN KATA) KEPADA BANYAK ORANG atau MELIBATKAN BANYAK INDIVIDU

Opini publik melibatkan banyak individu. Seperti dalam pengertian opini
publik sendiri yaitu pendapat kelompok masyarakat atau sintesa dari pendapat dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan. Namun, dalam menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah jumlah mayoritasnya (numerical majority) melainkan mayoritas yang efektif (effective majority), (wikipedia.org). Jumlah orang yang terlibat (number of persond involved) yaitu opini publik mensyaratkan besarnya masyarakat yang menaruh perhatian terhadap isu tertentu.
Maksud disini yaitu, apabila jumlah yang terlibat banyak belum tentu efektif, tetapi mayoritas yang efektif dapat mengeluarkan opini-opini yang kuat dan dapat dipertanggun jawabkan, sehingga isu yang di bahas bisa mendapatkan titik temu. Karena opini publik adalah pendapat umum, maka dibutuhkan publik yang banyak, tidak dapat dikatakan opini publik apabila hanya berbentuk opini pribadi atau personal.
Contoh : Pada wacana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) banyak masyarakat yang menolak kenaikan harga tersbut, yang berarti masyarakat mempunyai pendapat tersendiri dalam kebijakan kenaikan BBM. Kenaikan harga bahan pokok yang sering menjadi perbincangan dan menjadi opini publik.

4.      MEREKA DISTIMULASIKAN dan DIARAHKAN OLEH BEBERAPA OBJEK PENGETAHUAN atau SITUASI UNIVERSAL (SECARA LUAS)

Objek atau permasalahan yang di perbincangkan dalam opini publik bersifat
umum dan dikenal secara luas.Dalam opini publik masalah atau subjek yang di perbincangkan adalah isu atau berita yang kontroversial. Sehingga apabila isu tersebut bersifat kontroversial maka banyak kalangan atau khalayak yang dapat mengeluarkan opininya yang sesuai dan memiliki kepentingan dengan isu yang berkembang.
Contoh : Peristiwa G30 SPKI dimana partai komunis yang ingin mengubah ideologi bangsa Indonesia yang sebelumya Pancasila, mereka berusaha merubah menjadi komunis. Peristiwa tersebut banyak diketahui oleh banyak orang bahkan seluruh rakyat Indonesia, yang kemudian hal ini mendapat pertentangan dari pihak-pihak yang memperjuangkan Indonesia dengan ideologi Pancasila.
5.      OBJEK dan SITUASI PENTING UNTUK ORANG BANYAK

Opini publik terkait dengan kepentingan orang banyak, juga untuk kebijakan
kebijakan yang diterapkan pemerintah kepada masyarakat maka perlu adanya opini publik. Mengapa opini publik penting untuk orang banyak ?. karena opini publik diperlukan dalam beberapa bidang dan menjadi kekuatan sosial. Opini publik merupakan penghubung antara sosial dan politik, makhluk sosial dan individu.Opini publik kaitannya dengan politik, karena dalam bidang politik opini dibutuhkan untuk membuat suatu kebijakan.
Contoh            : Kebijakan, pembuatan atau perubahan Per Undang-undangan. Pemilihan presiden dan wakil president, pemilahan wakil Dewan Perwakilan Rakyat, dan lain sebagainya.
6.      MEREKA MEWAKILI TINDAKAN atau KESIAPAN UNTUK DISETUJUI atau TIDAK DISETUJUI

Opini publik sesuai dengan kemauan orang banyak.Jika suatu wacana
ditanggapi dengan mayoritas publik menolak, maka bisa jadi wacana tersebut gagal terealisasikan. Namu, apabila suatu wacana ditanggapi dengan mayoritas banyak yang mendukung, kemungkinan besar wacana tersebut akan terwujud.
Contoh : Pada era presinden Soeharto beliau dapat dikategorikan sebagai opinion leader, dimana Soeharto seorang TNI dan orang partai tentu memiliki kekuasaan. Dalam kampanyenya untuk pemilihan presiden Soeharto menyuruh orang-orang dikalangan pemerintahan, dan kalangan TNI untuk memilih partainya. Para pendukung Soeharto tentu akan memilihnya, karena terdapat tekanan didalamnya.
7.      MEREKA MELAKUKAN DENGAN KESADARAN BAHWA ORANG LAIN BEREAKSI TERHADAP BEBERAPA SITUASI DENGAN CARA YANG SAMA

Topik yang berkembang yang kemudian memunculkan opini publik dari
berbagai kalangan yang memiliki kepentingan direspon oleh publik yang menyimak, dalam hal ini ada feedback antara opinion leader dan publik.Dalam artian isu tersebut disadari atau disimak oleh publik, dan kesadaran tersebut di praktikkan dengan balasan atau respon dari publik. Opini dibentuk dari kesadaran masyaakat tentang reaksi yang sama terhadap objek.
Contoh : Naiknya harga kebutuhan pokok yang semua kalangan merasakan dampaknya, yang kemudian memunculkan reaksi bisa berupa opini publik, atau demo.
8.      SIKAP atau PENDAPAT MEREKA dengan KESIAPAN INDIVIDU UNTUK MENGEKPERSIKAN

Mereka yang ber-opini atau publik mengekspresikan apa yang mereka
sampaikan dengan tindakan, seperti perkataan langsung atau melalui tulisan, sesuai dengan faktor munculnya opini publik salah satunya yaitu pernyataan opini (expression of opinion). Ketika suatu isu dibuat atau wacana yang sedang berkembang menjadi topik didalam masyarakat, biasanyahal tersebut akan mengundang publik untuk ber-opini. Tersalurkannya sebuah isu atau opini yaitu melalui media, media massa maupun media elktronik. Publik yang dalam hal ini adalah sejumlah orang yang mempunyai minat, kepentingan atau kegemaran yang sama, akan merespon isu yang berkembang melalui media-media yang dapat menyalurkan opininya tersebut. Sikap dan kesiapan atau respon tersebut merupakan ekpresi dari opini publik.
Contoh : Seseorang yang menyalurkan opininya melalui media massa di koran, atau interaksi yang dilakukan melalui media elktronik­­ televisi. Dalam kampanye yaitu baliho, spanduk.
9.      INDIVIDU MELAKUKAN PERILAKU TERSEBUT, atau DIATUR UNTUK MELAKUKAN HAL ITU, SATU SAMA LAIN TIDAK HARUS ADA DALAM SATU KERUMUNAN atau TEMPAT

Dalam menyampaikan opini setiap individu tidaklah harus dalam kondisi satu
tempat atau satu wilayah, karena opini publik bersifat umum atau universal (secara luas). Karena biyasanya opini publik berkaitan dengan kebijakan pemerintah, maka sifatnya universal. Dalam menyamaikan atau menylurkan opini piblik, tidak harus dalam kondisi atau di tempat yang sama.
Contoh : Pada peristiwa Trisakti, dimana demo terjadi dimana-mana, tidak haya di Ibu Kota Jakarta. Semu mahasiswa melakukan demo, dengan tujuan dan maksud yang sama.
10.  MEREKA BERSIFAT MENENTANG atau MENDUKUNG UNTUK MENCAPAI SESUATU (FENOMENA OPINI PUBLIK KONTRAS DENGAN HUKUM DAN ADAT)

Dalam ber-opini setiap individu tidaklah sama. Masing-masing memiliki
pandangan atau pendapat yang berbeda. Terdapat pihak yang mendukung pro dan pihak yang tidak mendukung kontra terhadap wacana atau isu-isu yang di angkat dalam opini publik, atau sesuatu hal yang disampaikan oleh opinion leader yang berkaitan kebijakan dan lain sebagainya.
            Dalam kajian publik, terdapat beberapa macam publik yang salah satunya adalah publik yang memihak yang disebut dengan proponents, pihak yang menentang opponents, dan pihak yang tidak peduli uncommited. Pengertian publik sendiri yaitu sejumlah orang yang mempunyai minat, kepentingan atau kegemaran yang sama. Sehingga dalam karakteristik opini publik terdapat publik yang setuju dan bersedia terhadap opini dan pihak yang tidak setuju.

Contoh : Pada kampanye calon presiden dimana Jokowi dan Prabowo masing-masing memiliki publik yang berbeda dan publik yang setuju dan tidak setuju, mendukung  atau tidak. Contoh lain adalah, Ibu kos yang mengadakan rapat terkait dengan kenaikan harga kos. Dalam rapat itu anak-anak atau penghuni kos adalah publiknya, dimana mereka dapat menyampaikan pendapatnya mengenai kenaikan kos. Setiap individu mempunyai persepsi berbeda mengenai kenaikan harga tersebut. Kemudian publik (anak kos) akan berpendapat sendiri (opinion pribadi) yang selanjutnya berubah dan bertambah dengan opini penghuni kos yang lain, dan menjadi opini publik yang disampaikan kepada Ibu kos sehingga akan terjadi kesepakatan didalamnya.

11.  MEMILIKI UPAYA atau TUJUAN KE ARAH YANG SAMA, MEMILIKI KARAKTER YANG BERBEDA SETIAP INDIVIDU TIDAK SELARAS dan BERLAWANAN.

Dalam opini publik terdapat unsur-unsur pertentangan. Salah satu faktor
pemicu munculnya opini publik adalah adanya isu (presense of an issue); situasi kontemporer yang mungkin tidak terdapat kesepakatan, terdapat unsur kontroversi didalamnya, dan isu mengandung konflik kontemporer, (Bernard Henseyy,1990).
Tidak semua publik setuju atau berpihak pada isu yang berkembang. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam arah opini publik yaitu, terdapat pihak yang mendukung opini yang terdapat di lapangan-setuju (positif). Pihak tidak mendukung-ragu ragu (netral), dan pihak yang tidak mendukung-tidak setuju (negatif).
Contoh            : Ibu kos menaikkan harga kosan, terdapat penghuni kos yang setuju, ada pula yang menolak dengan kenaikan harga dan ada yang hanya diam.   
12.  MEREKA CUKUP KUAT dan BANYAK, MENIMBULKAN KEMUNGKINAN BAHWA MEREKA EFEKTIF DALAM MENCAPAI TUJUAN.
Efektif dalam mencapai objektifitas maksudnya adalah karena opini publik
melibatkan banyak pendapat-pendapat dari individu-individu maka menimbulkan kemungkinan bahwa akan menciptakan suatu keputusan, karena opini-opini yang cukup kuat.
Contoh : Lengsernya presiden Soeharto yang diktator, sehingga masyarakat bertindak untuk mengganti presiden yang baru. Karena opini publik dari masyaarakat dan dari semua kalangan, mereka cukup kuat dan massa yanng banyak sehingga kemungkinan besar hal itu efektif untuk mencapai tujuan.

Referensi :
Olli, Helena, dan Novi Erlita. 2011. Opini Publik. Jakarta: PT. Indeks.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Opini-publik. Di akses pada tanggal 04 Oktober 2015